BAGIAN I
I. Konsep Dasar
1. Pendapatan Nasional disimbolkan Y dari kata Yield. Yield = National
Income = Pendapatan Nasional. Karena
diubah menjadi Fungsi Matematis maka menjadi “Fungsi Pendapatan
Nasional”. Agar tidak bingung, pahami kembali Pelajaran tentang
Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran dan Fungsi Keseimbangan Pasar”. Ingat
kembali bahwasanya :
a. Fungsi Permintaan terbentuk
dari Tabel Permintaan atau Skala Permintaan.
b. Fungsi Penawaran terbentuk
dari Tabel Penawaran atau Skala Penawaran.
c. Fungsi Keseimbangan Pasar
terbentuk dari Fungsi Permintaan dan Fungsi Penawaran.
d. Dari Fungsi Permintaan memunculkan Grafik Fungsi Permintaan.
e. Dari Fungsi Penawaran memunculkan Grafik Fungsi Penawaran.
f. Dari Fungsi Keseimbangan Pasar
memunculkan Grafik Fungsi
Keseimbangan Pasar. Ada 4 Model yakni :
- Grafik Keseimbangan Pasar Sebelum Pajak.
- Grafik Keseimbangan Pasar Setelah Pajak.
- Grafik Keseimbangan Pasar Sebelum Subsidi.
- Grafik Keseimbangan Pasar Setelah Subsidi.
g. Berarti, bilamana mampu menguasai
Fungsi Permintaan dan Penawaran serta Fungsi Keseimbangan Pasar, maka niscaya
mampu menguasai pembahasan tentang Fungsi
Konsumsi dan Tabungan serta Kaitannya Dengan Pendapatan Nasional.
2. Konsumsi Nasional disimbolkan C dari kata National
Consumption, namun disingkat menjadi Consumption = Konsumsi.
3.
Tabungan disimbolkan
S dari kata Saving.
II. Maksud Judul
Fungsi
Konsumsi dan Tabungan serta Kaitannya Dengan Pendapatan Nasional, mengandung
beberapa maksud :
- Fungsi Konsumsi itu merupakan Fungsi Matematis dan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Pendapatan Nasional yang merupakan Fungsi Matematis pula. Formulanya,”C = a + bY”, misalnya : C = 100 + 0,8Y.
- Fungsi Tabungan itu merupakan Fungsi Matematis dan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Pendapatan Nasional yang merupakan Fungsi Matematis pula. Formulanya,”S = -a + (1 –bY)”, misalnya : S = -100 + (1 - 0,8Y) atau disederhanakan menjadi S = -100 + 0,2Y..
- Fungsi Pendapatan Nasional itu merupakan hasil perpaduan antara Fungsi Konsumsi dengan Fungsi Tabungan. Dengan kata lain Fungsi Pendapatan Nasional itu merupakan hasil penjumlahan antara Fungsi Konsumsi dengan Fungsi Tabungan. Formulanya,”fY = fC + fS” atau fY = (a + bY) + {-a + (1 – bY)}, misalnya : Y = {C = 100 + 0,8Y} + {S = -100 + (1 - 0,8Y)} atau. Y = {C = 100 + 0,8Y} + {S = -100 + 0,2Y} atau cukup ditulis Y = 100 + 0,8Y + (-100 + 0,2Y).
- Besar kecilnya Fungsi Pendapatan Nasional (Fungsi Y = fY) ditentukan oleh besar kecilnya Fungsi C (fC) dan Fungsi S (fY) :
a. fY besar berarti fCnya besar. Di
mana fC > fS, berarti lebih besar Konsumsinya daripada Tabungannya..
b. fY kecil berarti fCnya kecil,
namun fSnya > fC, akan tetapi jarang terjadi.
c. Bilamana
Y bertambah, maka fY menjadi
besar berarti fC dan fSnya ikut bertambah dan menjadi besar, namun dalam
prakteknya fS < fC. Mengapa demikian ? Karena keterbatasan
Pendapatan Masyarakat atau Negara, maka lebih memerlukan Kebutuhan
Konsumsinya daripada Tabungannya, bahkan Tabungan yang sudah adapun
dihabisi
untuk Konsumsi saja.
III. Fungsi Konsumsi
1.
Definisi
Fungsi Konsumsi : hubungan antara besarnya Konsumsi Nasional dengan
besarnya Pendapatan Nasional pada suatu periode biasanya 1 tahun di suatu negara, misalnya : Indonesia,
Malaysia, Singapura.
2.
Simbol Konsumsi
Konsumsi disimbolkan dengan C dari
kata “Consumption”.
3.
Rumus Hubungan Antara C dengan Pendapatan Nasional
C = a + bY, misalnya : C = 100 + 0,8Y.
Keterangan :
a.
Bagian C yang perlu dipahami :
- C menunjukkan Jumlah Tingkat Pengeluaran/Pembelajaan Konsumsi Nasional.
- C menjadi Variabel Terikat (Dependent Variable) yang besar kecilnya tergantung dari besar kecilnya Variabel Bebasnya (Independent Variable) yakni a + bY.
b.
Bagian a yang perlu dipahami :
- a menunjukkan Jumlah Tingkat Pengeluaran/Pembelanjaan Konsumsi Nasional pada saat Y = 0. Disebut juga Tingkat Konsumsi Otonom/Asal/Asli/Sebelum Y Berubah (Yo).
- a menjadi Variabel Bebas sebagai Konstanta yang bilamana digambarkan dalam Grafik akan membentuk Titik Awal (Slope) untuk menarik Grafik ke arah perubahannya mengikuti Nilai Koefisien yang terbentuk.
c. Bagian b yang perlu dipahami :
- b menunjukkan Jumlah Tingkat Hasrat Tambahan Konsumsi Nasional sebagai akibat perubahan besarnya Pendapatan Nasional (Y). Biasa disebut MPC (Marginal Propensity to Consumption atau Marginal Propencity to Consume = Batas Hasrat/Kecenderungan untuk Konsumsi).
- Karakteristik b atau MPC :
- Baru muncul Nilainya bilamana ada Perubahan Y.
- Bilamana Nilai Y dalam kondisi Tetap Otonom, maka b = 0.
- b dinamakan juga MPC.
- MPC diperoleh dari Delta C dibagi Delta Y atau MPC = ∆ C / ∆ Y.
d.
Y menunjukkan Yield (National Income = Pendapatan
Nasional).
e.
C = a + bY merupakan “Fungsi Linier” yang menunjukkan
Hubungan Fungsional antara Tingkat Y dengan C dan grafiknya selalu membentuk
“Gafik Garis Lurus”. Jadi :
- C sebagai Variabel Terikat (Dependent Variable) atau Variabel Tergantung atau Variabel Yang Dipengaruhi Hasilnya oleh Variabel Bebas.
- a + bY sebagai Variable Bebas (Independent Variable) yang mempengaruhi besare kecilnya Nilai Variabel Terikat alias Variabel Yang Digantungi atau Variabel Yang Mempengaruhi Variabel Terikat, di mana a Variabel Bebas Konstanta dan b merupakan Variabel Bebas Koefisien dari Y atau Nilai MPCnya.
f.
C = a + bY maksudnya besar kecilnya Nilai C Yang Baru
tergantung dari besar kecilnya Nilai C pada saat Pendapatan Nasional (Y) belum
berubah (Yo), yang ditambah dengan besar kecilnya Nilai MPC di mana Nilai
Sangat Tergantung atas besar kecilnya Nilai Y yang Baru (Y1)
BERSAMBUNG ... !
MA'AF DECH, UNTUK SEMENTARA WAKTU "TAMPILANNYA SALBUT". Diketik via Ms Word 2007, lalu Copy Paste di New Post dan hasilnya seperti ini. Untuk mengeditpun memerlukan waktu yang lama ! Nikmati dulu yang ada ... !
MA'AF DECH, UNTUK SEMENTARA WAKTU "TAMPILANNYA SALBUT". Diketik via Ms Word 2007, lalu Copy Paste di New Post dan hasilnya seperti ini. Untuk mengeditpun memerlukan waktu yang lama ! Nikmati dulu yang ada ... !
Rencana akan ditampilkan dalam Bentuk Tabel. Ini Rancangannya :
NOMOR
|
MUATAN PEMBAHASAN MATERI
|
DOWNLOAD
|
TANYA
JAWAB
|
PRINT
|
||
I.
|
||||||
1.
|
||||||
1.1.
|
||||||
a.
|
||||||
No comments:
Post a Comment