-->

Pages

Thursday, 23 March 2017

TOKI Training Objective

  1. Untuk Peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang TIK di Tingkat Kabupaten, maka yang bertanggung jawab dalam Persiapan OSN Tingkat Kabupaten adalah Kepala Sekolahnya masing-masing terlepas dibimbing apa tidak oleh Guru TIKnya atau Mendatangkan seorang Dosen Programmer dengan biaya sekitar Rp 2.000.000,00 atau Rp 3.000.000,00 atau mungkin Orang Tua Murid mendatangkan Dosen tersebut ke rumahnya untuk Bimbingan Privat. Sayangnya, sungguh memprihatinkan, karena mayoritas SMA di Indonesia sangat lemah dalam hal OSN Bidang TIK.
  2. Untuk Peserta OSN TIK yang lolos LIMA (5) Besar menuju Tingkat Propinsi, maka yang membimbing berikutnya adalah :
    • Guru TIKnya bilamana  mampu, dengan dukungan kuat dari Kepala Sekolah dan Komitenya masing-masing. Sayangnya, mayoritas Guru TIKnya yang benar-benar Lulusan Sarjana Komputer (S.Kom) dibuat tidak berdaya untuk menjawab Soal-Soal OSN TIK, apalagi Muridnya, bahkan ada sebagian Murid lebih bisa daripada Guru TIKnya sendiri. Sayangnya lagi, mayoritas Guru di Indonesia bukan Lulusan Jurusan Komputer, melainkan Pelajaran di Luar Komputer dan justeru didominasi oleh Guru-Guru Senior yang latar belakang keilmuannya bukanlah Ilmu Komputer, misalnya : Guru (Sejarah, PKN, Ekonomi, Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, Biologi, Fisika). Sementara itu, Guru-Guru Yuniornya banyak yang masih lemah dalam Penguasaan Ilmu Komputer.  Ikut OSN TIK Tingkat Kabupaten, hasilnya memalukan dan sekiranya tidak ikut tentunya akan lebih memalukan, apalagi di antara SMA tersebut dinyatakan SMA Negeri Favorit di Kabupatennya masing-masing. Sementara itu, di antara Kabupaten yang ada di Indonesia, SMAnya ada yang berhasil menjuarai dalam arti yang sebenarnya yaitu tidak asal menjawab Soal-Soal OSN TIK, baik di Tingkat Kabupaten, Kotamadya, Propinsi, Daerah Istimewa, Nasional dan Internasional. Apa resepnya ? Ternyata yang mengajar dan membimbing Persiapan OSN TIKnya bukan Guru TIKnya, namun Kepala Sekolah dengan Dana Sekolah lewat Persetujuan Komitenya mendatangkan seorang Dosen Programmer Hebat dari Perguruan Tinggi Hebat baik Negeri maupun Swasta. Dia dibayar sekitar Rp 2.000.000,00 sampai Rp 3.000.000,00. Tragisnya Pihak DIKNAS dan Kepala sekolah tidak berusaha mencari solusi yang terbaik, namun anehnya minta dilayani yang terbaik dan cepat tuntas. Mereka menganggap Guru TIKnya mampu, atau "tahu", tetapi tidak mau tahu, atau "tahu", tetapi tidak mau keluar biaya. Keluar biayapun diupayakan sekecil mungkin, namun anehnya Guru TIKnya dituntut memberikan Layanan Yang Maksimal dan Optimal baik Internal maupun Eksternal dan bahkan selebihnya Guru TIKnya kelebihan beban karena SEGALA HAL YANG BERBAU TIK YANG ADA DI SEKOLAH TERSEBUT MENJADI TANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA GURU TIK, NAMUN TRAGISNYA MAYORITAS REINFORCEMENT DARI KEPALA SEKOLAH DAN PIHAK TERKAIT SANGAT KECIL, dan anehnya lagi URUSAN MENGAJAR DENGAN SEGALA ADMINISTRASINYA harus tuntas sebagaimana Guru-Guru Lain yang tidak mengajar TIK. Ketika terjadi ketidakberesan, maka Guru TIknya dikeroyok dan dinyatakan salah. Seharusnya dan yang benar adalah di setiap Sekolah (SMA) harus ada : Dua (2) Guru TIK yang 80 % Mengajar dan Membimbing Anak-Anak di bidang TIK secara maksimal dan optimal, lalu harus ada minimal Satu (1) Teknisi Khusus yang secara khusus hanya melayani mereparasi atau membidangi Seluruh Komputer di Sekolah yang bermasalah dan Satu (1) orang lagi bertugas Maintener di Urusan Seluruh Data Elektronik Sekolah dengan Tugas Membackup Data, Mencegah dari serangan virus yang datang sewaktu-waktu, Menyecan Komputer dari serangan virus. Bilamana seluruh liku-liku Komputer di sekolah apa katanya Guru TIKnya maka dijamin TIDAK BERES KERJANYA terutama Urusan Administrasi Proses Belajar Mengajar. Intinya, jangan dibalik cara kerjanya, 80 %  Maintener dan Reparator Komputer Bermasalah, lalu kekuatan mengajarnya tinggal 20 %. Perlu dipahami, permasalahan Komputer sangat banyak, selalu ada-ada saja di mana masalah datang tidak diukur dengan Menit, Jam, Hari, Malam, Siang, Seminggu, Dua Minggu, Tiga Minggu, dan Sebulan, namun Masalah Komputer bisa datang per detik, waktunya datang naas, maka hancurlah semuanya dan yang paling mudah adalah menyalahkan karena kurang begini kurang begitu,  menyalahkan karena tidak begini dan tidak begitu dan mencerca begini begitu.
     
    • Bisa Dosen atau Pakar Programming yang disewa Pihak Sekolah atau Orang Tua.  Ini sangat cocok bagi MEREKA YANG PUNYA SEMANGAT UNTUK TAMPIL YANG TERBAIK.
    • Pihak DIKNAS Kabupaten dengan dukungan kuat dari Pemerintah Daerah /Kabupaten Setempat
     
    • Pihak DIKNAS Propinsi meskipun yang dibimbing hanya Ranking 1 Kabupaten/Kotamadya
     
  3.  Yang lolos LIMA (5) BESAR Tingkat Propinsi Menuju Tingkat Nasional, dibimbing oleh :
    • Guru TIKnya masing-masing dengan dukungan kuat dari Kepala Sekolah dan Komitenya
     
    • DIKNAS Propinsi dengan dukungan kuat dari Pemerintah Daerah Propinsi/Istimewa
     
    • DIKNAS PUSAT 
     
  4. Peserta OSN TIK yang  lolos Tingkat Nasional ke Tingkat Internasional, maka dibimbing oleh :
    • DIKNAS PUSAT dengan dukungan kuat dari Pemerintah Pusat
  5. Selanjutnya marilah mengkaji uraian berikut :
TUJUAN   PELATIHAN  TOKI
  1. Berhubung IOI memiliki Tingkat Kesulitan Soal yang sangat tinggi, dan dibutuhkan Pengajar yang memiliki Kualifikasi Yang Tinggi Pula. Oleh karena itu, pengajaran sampai pada Level IOI hanya dilakukan pada Tingkat 30 sampai 8 Besar. Adapun pada Pelatihan Sebelumnya, hanya dilakukan untuk membekali Murid dengan KEAHLIAN TINGKAT DASAR.
  2. Sayangnya, SAYA hanyalah seorang SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21 yang benar-benar jauh dari persyaratan tersebut. Hanya saja, masih memiliki SEMANGAT TEMPUR meskipun dengan KEMAMPUAN YANG SANGAT RENDAH DI BIDANG PROGRAMMING tetap nekat, berani MEMBIMBING untuk Anak Didiknya dengan JURUS MABUK DARAT, MABUK LAUT , MABUK UDARA, MABUK DUNIA dan MABUK AKHIRAT.  Bagaimana hasilnya nanti, lihat sajalah dan apa katanya nanti. Yang penting sudah berusaha.
  3. Sebenarnya untuk beberapa tahun ini, SAYA lebih suka memilih PIHAK SEKOLAH yakni Kepala Sekolah mendatangkan seorang Dosen Programming dari Perguruan Tinggi Negeri yang beken, misalnya :  ITS,  UNIBRAW, atau Dosen Programming dari Perguruan Tinggi Swasta Beken di Bidang TIK misalnya : STIKOM Malang, STIKOM Surabaya. Namun sayangnya, Kepala Sekolah tidak merespon sama sekali. Dianggap hal yang ringan dan mudah serta SAYA dianggap mampu, padahal sungguh benar-benar membuat SAYA Kalang Kabut Siang Malam dan sangat banyak menyedot Pikiran, Renungan, Biaya dan Tenaga Fisik. Padahal rencananya, di saat Kepala Sekolah mendatangkan seorang Dosen Programming tersebut, SAYA akan terjun penuh menangani Bimbingan Olimpiade OSN Bidang Ekonomi yang sudah 5 (Lima) tahun hanya mampu berbicara di Tingkat Kabupaten, dan selalu rontok di Tingkat Propinsi dengan HASIL YANG TIDAK TAHU HASILNYA KARENA TIDAK ADA INFORMASI. MINTAPUN DILEMPAR KE SANA DAN KE SINI. Selanjutnya sambil tetap menekuni PROGRAMMING dan bilamana sudah siap, maka akan membimbning sendiri BIMBINGAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL BIDANG TIK. Untuk sementara waktu ini, Bimbingan Olimpiade Sains Nasional Bidang Ekonomi relatif tidak ada masalah, sedangkan Bidang TIK masih misteri besar dan Pekerjaan Rumah RAKSASA.
  4. Tujuan Utama Pelatihan sampai dengan Tingkat Nasional adalah membekali murid dengan :
    • Kemampuan memakai Bahasa Pascal
    • Kemampuan menyelesaikan soal sederhana dengan menggunakan Bahasa Pascal
  5. Tujuan Pelatihan 30 Besar  (Tingkat Propinsi Lolos ke Tingkat Nasional) :
  6. Murid harus mampu membuat Penyelesaian Masalah Pemrograman dan akan memakai Bahasa Pemrograman sebagai Alat Untuk Mengeksekusi Program dengan Mesin Komputer yang tersedia dan dalam Bahasa Pascal, meliputi :
    • Pendalaman penguasaan yang dicapai di Tingkat Nasional.
    • Menulis Program yang "Baik" (Benar, Terstruktur, Mudah Dibaca, Effisien).
    • Pembekalan dengan Modul Dasar ("Pola") dari Algoritma yang sering dipakai dalam Pemrograman yang dibutuhkan untuk Soal-Soal TOKI.
  7. Tujuan Pelatihan 15 Besar (Lolos Tingkat Nasional) :
  8. Murid harus mampu membuat Penyelesaian Masalah Pemrograman Tingkat Lanjut dan mengerjakan Soal-Soal IOI, yang meliputi :
    • Pendalaman penguasaan yang dicapai di Tingkat 30 Besar.
    • Pembekalan dengan Algoritma-Algoritma Dasar dan Algoritma Aneka Algoritma Pencarian Ruang Solusi.
    • Mampu mengimplementasikan permasalahan yang sudah cukup rumit yang melibatkan DYNAMIC PROGRAMMING dan Pencarian dalam Ruang Solusi.
    • Kemampuan memakai Bahasa Pascal
  9. Porsi Pengajaran lebih sedikit, dan Murid lebih banyak Latihan Mandiri dan Berdiskusi tentang Pemecahan Permasalahan.
    • Kemampuan memakai Bahasa Pascal
  10. Tujuan Pelatihan 8 Besar  (Tingkat Nasional Lolos ke Tingkat Internasional :
  11. Murid mampu memecahkan persoalan IOI, yang meliputi :
    • Pendalaman penguasaan yang dicapai di Tingkat 15 Besar.
    • Latihan Intensif untuk Problem Oriented pada Soal-Soal IOI.
  12. Pelaksanaannya :  Seluruhnya dalam bentuk Berlatih dan Berdiskusi.  
  13. Selanjutnya, untuk mendapatkan Gambaran yang Lebih Lengkap mengenai Kurikulum TOKI, maka Tim Pembina TOKI telah menyusun sebuah Kurikulum Lengkap (Lihat Dokumen Terkait).


No comments:

سرعة


Flag Counter