-->

Pages

Thursday, 2 July 2009

Kompas ePaper dan Technology/Vendor Lock-In

Kiriman : vavai@vavai.com

Posted: 01 Jul 2009 06:46 PM PDT


kompas-silverlightKemarin harian Kompas online mengeluarkan update terbaru untuk feature Kompas Cetak online yang mereka miliki, dalam bentuk Kompas ePaper, yang disampaikan akan lebih mudah dibaca dan lebih mudah melakukan navigasi. Sayangnya, mereka juga menyertakan satu feature dasar yang menyulitkan para pengguna sistem operasi non Windows seperti saya, yaitu penggunaan Microsoft Silverlight.

Saat ini Silverlight hanya bisa diinstall di Windows, tidak/belum bisa dipasang di Mac atau Linux. Apakah penggunaan Silverlight ini merupakan harga mati karena aplikasi lain tidak bisa melakukannya, saya tidak memahaminya. Bisa juga team Kompas memiliki pertimbangan khusus menggunakan Silverlight yang sayangnya berakibat buruk pada para pengguna sistem selain Windows.

Saya sudah mencoba menggunakan plugin Moonlight yang merupakan inisiasi Silverlight di dunia Unix (di inisiasi oleh proyek Mono, implementasi C# dan .NET di dunia Linux) namun tetap tidak bisa.Padahal Moonlight yang saya gunakan benar-benar diset untuk openSUSE, karena inisiator Moonlight merupakan aktivis Gnome di openSUSE

Saya pribadi tidak memiliki alasan mendasar untuk menggunakan Silvelight. Kalaupun mencoba menggunakan Moonlight, itu lebih kepada pencarian kemungkinan alternatif jika ada rekan-rekan yang ingin mencoba Kompas e-paper di Linux.

Saya sering membaca Kompas Online namun bukan model e-paper, hanya model website dan portal biasa. Itupun dengan tools wajib Adblock Plus yang dipadukan dengan Mozilla Firefox karena iklan di Kompas online cukup mengganggu proses navigasi dan rendering teks berita.

Tentu tak ada yang salah disisi Kompas, karena mereka sudah investasi SDM dan waktu untuk melakukan upaya menghadirkan Kompas e-paper yang lebih baik meski untuk itu mengorbankan para pembaca yang menggunakan Linux (dan mungkin juga Mac).

Bahwa saya dan rekan-rekan pengguna Linux lainnya menggerutu, ya mungkin dianggap tidak cukup besar untuk bisa menjadi bargaining power. Saya pribadi juga tidak merasa kehilangan untuk tidak membaca e-paper karena masih bisa membaca melalui Kompas Mobile atau Kompas online biasa. Kalaupun keduanya nanti tidak bisa diakses dengan leluasa, masih ada beberapa sumber berita yang menjadi alternatif.

Saya jadi ingat model perlawanan masyarakat Samin di Jawa. Mereka melawan dengan ketidakberdayaan. Mungkin situasinya mirip. Kalau pengguna Linux di Indonesia masih dianggap terlalu kecil dengan market share yang tidak seberapa, ya tinggal diikuti saja. Toh masih bisa hidup dan beraktivitas tanpa harus melakukan instalasi Silverlight :-)

Apakah cermin “mengalah” dan “komplain” ini karena ada embel-embel Microsoft disana ? Tentu saja tidak karena apapun techoloby yang dipakai, jika hanya bisa dipakai pada satu sistem dan tidak bisa dicarikan alternatif lain, tentu saya akan berusaha menghindarinya.

Itulah soalnya ketika mencari dan menggerutu

Masih ada yang tak hendak menghargaimu

(Bentuk asli : Itulah soalnya ketika mencari dan menggerutu, masih tersisa wangi rambutmu. Toto St Radik/Heri H Harris dalam Balada Si Roy)

Artikel terkait :

No comments:

سرعة


Flag Counter