Kiriman : feedblitz@mail.feedblitz.com
Kenal dengan Ibu Prita? yang sejak beberapa hari terakhir ini menjadi perbincangan semua orang, bahkan capres sekalipun! Dan anehnya, semuanya sepertinya berada di pihak Ibu Prita, yang sempat di bui karena mengadukan keluhannya melalui email yang akhirnya menyebar dengan liar di beberapa milis.
Dengan begitu mungkin saja nama baik rumah sakit OMNI akan lebih beruntung dari nasibnya yang skarang begitu buruk di ranah maya. Saatnya instansi-instansi mulai mengkomunikasikan lewat blog sepertinya ya
Mengapa bisa semua menjadi pembela ya, meski persidangannya baru dilakukan pada Kamis pagi ini. Bisa jadi karena pembacanya merasa kasihan dengan nasibnya yang sudah membayar mahal atas layanan di salah satu rumah sakit, lalu mengadu, malah akhirnya di bui. Ada juga yang membela karena bisa jadi ini menjadi preseden buruk bagi mereka yang ingin mengadu lewat surat elektronik atau fasilitas lain di dunia maya.
Lepas dari mana yang salah, sepertinya memang alasan yang terakhir menjadi banyak kekhawatiran banyak pihak. Malah jangan-jangan ngeblog juga bisa berakhir di penjara karena alasan yang sama, seperti yang pernah ditulis di detik. Parah ya?
Awalnya memang tulisan di email yang ditulis Ibu Prita hanya menyebar ke beberapa teman, namun pasti paham deh dengan bahayanya menulis email di milis-milis. Kadang berita yang mengandung kehebohan pasti bakalan laris manis tersebar dengan cepat, tanpa diketahui kebenaran sumbernya. Coba deh, sudah berapa kali kan email kita dikirimi pemberitahun bila misalnya email yang dibaca tak segera di forward, maka nasib kita bisa tragis. Atau juga ada beberapa kabar burung yang menyebut merek-merek terkenal adalah sumber penyakit bila dikonsumsi. Tentu berita-berita yang menakutkan seperti tadi bisa lebih cepat menyebar karena ada kekhawatiran bila berita itu sungguh terjadi. Dan yakinlah bila email-email semacam ini pasti akan terus bergentayangan di milis entah karena ada yang tak tahu menahu kebenarannya, atau karena memang dirasa perlu untuk meneruskannya ke teman yang lain. Terbayang kan bila ini bisa terus berputar?
Padahal bila tadi pagi dengar salah satu alasan dari dr Bina Ratna, Direktur RS Omni, bahwa dia tak mungkin mengentikan email yang sudah terlanjur terkirim, ini juga bisa jadi alasan yang benar. Meski misalnya pihak rumah sakit memberikan email tanggapan, namun apakah bisa seefektif berita yang sudah terlebih dahulu menyebar?
Andai saja Ibu Prita menuliskannya dalam blog, mungkin saja pihak rumah sakit akan lebih mudah mewadahi keluhannya, bisa dalam bentuk komentar dalam blognya, atau juga langsung membalasnya lewat situs perusahaan. Karena etikanya memang, bila salah satu blog dianggap merugikan, maka balasan yang setimpal adalah mengkounternya dengan merilis pernyataan di internet, baik lewat media yang sama (blog) maupun situs.
Juga salah satu sifat blog yakni penulisannya berdasarkan alur waktu tertentu, maka suatu artikel di blog pasti bisa jadi acuan yang lebih valid, berbeda nasibnya dengan email yang sulit untuk dicek kapan pengiriman validnya. Belum juga begitu mudahnya email yang mengaku pihak - pihak tertentu yang malah bisa semakin mengaburkan identitasnya. Berbeda misalnya dengan blog, yang biasanya pemiliknya lebih menjaga identitas, bukan dengan menyembunyikannya, namun dengan menjaga nama baiknya.
Jadi malah siapa tahu kan bila pengaduan Ibu Prita malah dilayani dengan baik bila berkomunikasinya juga lewat media yang sama. Jangan heran loh bila rumah sakit yang berkomunikasi dengan lebih baik (tanpa campur tangan pihak hukum) akan lebih mendewasakan komunikasi. Misalnya setelah Ibu Prita menuliskan keluhannya di blognya, lalu di posting berikutnya Ibu Prita malah memuji rumah sakit ini karena pelayanannya yang lebih baik. Tentu jadi lebih terkontrol kan beritanya.
Dengan begitu mungkin saja nama baik rumah sakit OMNI akan lebih beruntung dari nasibnya yang skarang begitu buruk di ranah maya. Saatnya instansi-instansi mulai mengkomunikasikan lewat blog sepertinya ya
Catatan SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21 :
- Negara Proklamasi Republik Indonesia lahir pada 17 Agustus 1945, lalu disambung Preambule UUD 1945. Semua orang khususnya yang pernah mengalami Pendidikan di Orde Baru tentunya secara teori sangat paham itu, apalagi Penataran P-4 begitu gencarnya, namun sayangnya ternyata di Antara Sesama Komponen Bangsa Indonesia saling tega terhadap sesamanya, berarti KITA BELUM MERDEKA, KITA BELUM BISA MENJADI TUAN RUMAH YANG RAMAH TERHADAP SESAMA BANGSANYA SENDIRI.
- Ulasan Edit Tag di atas sangat patut kita renungkan bersama. Realitas menunjukkan banyak di antara kita ketika berbuat salah, lalu ada temannya atau atasannya atau pihak lain mengingatkan bilamana ada yang salah dalam diri kita, seringkali merasa tersinggung dan bahkan marah besar, apalagi cara mengingatkan kasar atau sangat kasar.
- Sampai sejauh mana pihak Rumah Sakit OMNI merasa dirugikan dan dipermalukan, sungguh banyak yang tak tahu tentang hal ini. Apakah Ibu Prita sebelumnya sudah menyampaikan keluhan secara langsung ke Pihak Rumah Sakit, lalu tak mendapatkan Respon Positif, kemudian menulis keluhannya di E-mail karena tak puas, juga banyak yang tak tahu. Hanya saja sekarang semuanya jadi bubur, namun benarkah sudah tak ada solusi yang manusiawi lagi.
- Semoga Ibu Prita segera dibebaskan dan Pihak Rumah Sakit Lebih Manusiawi dan Lebih Profesional dalam memanage Rumah Sakit dan Layanan Terbaiknya.
- Semoga Kasus yang terjadi antara Ibu Prita dengan Pihak Rumah Sakit OMNI benar-benar menjadi Pelajaran Yang Sangat Berharga Bagi Seluruh Komponen Bangsa Indonesia, sebab kenyataannya di antara kita belum mampu menjadi TUAN RUMAH YANG SALING ASAH, ASIH DAN ASUH. Katanya Zaman Merdeka namun sungguh belum merdeka.
- Semoga di antara kita bilamana berbuat salah siap dikritik demi penyempurnaan dan yang mengkritikpun menerapkan Akhlaaqul Kariimah serta yang dikritikpun juga menerapkan hal yang sama. Bilamana mau jujur, sebenarnya di antara kita sering terjebak dalam Arus Arogansi, minimal Bias-Bias Arogansi baik yang dilakukan oleh Pihak Konsumen maupun Pihak Produsen.
- Semoga masalah tersebut segera berakhir dengan penuh kedamaian dan selanjutnya benar-benar menjadi cermin bagi siapa saja. Aamiiiiiin 3x. Bukankah Orang-Orang Yang Ada di Rumah Sakit OMNI juga Manusia seperti Manusia Lainnya, demikian pula halnya Ibu Prita juga Manusia seperti Manusia Lainnya yang sama-sama ingin hidup sehat, tenang, senang, pekerjaan layak, pendapatan cukup, kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan.
No comments:
Post a Comment