Berawal Dari Sayap Kupu
Ban baru membuat mobil balap bisa melakukan putaran tajam dengan kecepatan tinggi. Manfaat serupa juga ada pada sayap belakang kupu-kupu dan ngengat. Sayap yang umumnya jauh lebih besar daripada sayap depan itu tidak terlalu diperlukan dalam penerbangan biasa, tapi amat membantu kupu-kupu saat membelok tajam menghindari kejaran pemangsa.
“Untuk lolos dari predator, Anda tidak perlu cepat, Anda cuma harus bergerak tanpa bisa ditebak,” kata Tom Eisner, pakar evolusi, ekologi, dan perilaku binatang. Begitu juga pendapat Jacob Gould Schurman, professor emeritus bidang ekologi kimia dari Cornell University , New York , Amerika Serikat.
Eisner adalah salah satu peneliti sayap kupu-kupu yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, pekan lalu. Studi itu menyampaikan gagasan bahwa dalam proses evolusinya, kemampuan kupu-kupu mengelak dari sergapan pemangsa menjadi terkait dengan warna terang sebagai perlindungan tambahan. Warna yang mencolok biasanya menjadi sebuah tanda bagi pemangsa tertentu, misalnya burung, bahwa mangsanya itu mempunyai sistem perlindungan, semisal rasa yang tak enak atau berkemampuan khusus, sehingga membutuhkan energi banyak untuk menangkapnya. Siapa pun yang pernah mencoba menjaring kupu-kupu berwarna indah pasti tahu bahwa serangga itu sulit ditangkap.
Eisner dan Benjamin Jantzen, pakar filosofi sains di Carnegie Mellon University yang bertindak sebagai peneliti utama studi tersebut, memotong sayap belakang kupu-kupu dan merekam gerakan terbang mereka dengan menggunakan dua kamera untuk membuat film tiga dimensi tentang jalur terbangnya. Mereka menganalisis film itu dan membuat grafik di komputer tentang kecepatan terbang, percepatan, dan seberapa cepat kupu-kupu mengubah arah serta kelengkungan jalur terbangnya.
Pemotongan itu ternyata tak mempengaruhi cara terbang kupu-kupu. “Tapi kami bisa menunjukkan bahwa pemotongan sayap belakang memangkas percepatan mereka saat membelok hingga separuhnya,” kata Jantzen.
Sayap belakang kupu-kupu berfungsi seperti sekop yang mengeruk udara dan memberikan kekuatan ekstra untuk berbelok dengan cepat ketika dikejar. “Sayap itu juga ibarat iklan berwarna bagi seluruh kelompok,” kata Jantzen. “Warna itu berpesan, kami adalah kupu-kupu, tak usah repot-repot mengejar kami karena kau tak akan bisa menangkap kami.”
Sumber : TJANDRA | SCIENCEDAILY pada http://tempointeraktif.com/hg/sains/2009/01/14/brk,20090114-155332,id.html
No comments:
Post a Comment