-->

Pages

Friday, 16 January 2009

KISAH DI BALIK PRO-KONTRA PALESTINA 2009

Mufti Palestina dan Kemerdekaan Indonesia Sep 5, '08 5:47 AM
for everyone
"Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia!"
M. Ali Taher (Pemimpin Palestina).


Palestina melalui Syekh Muhammad Amin Al-Husaini (Mufti Besar Palestina) dan Muhammad Ali Taher (Pemimpin Palestina) sangat bersimpati dengan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Suatu hari Muhammad Ali Taher menarik M. Zein Hassan ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia (wadah perjuangan diplomasi revolusi kemerdekaan Indonesia di luar negeri) ke Bank Arabia, mengeluarkan semua uangnya yang tersimpan di bank itu dan kemudian memberikannya kepada ketua Panitia Pusat tanpa meminta tanda bukti penerimaan. (Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar negeri, hal 247)

Syekh Muhammad Amin Al-Husaini seorang ulama yang kharismatik, mujahid, mufti besar Palestina begitu kuat mendukung kemerdekaan Indonesia, walaupun pada saat itu beliau sedang berjuang melawan imperialis Inggris dan Zionis yang ingin menguasai kota Al-Quds, Palestina.

Artikel dibawah ini tulisan H. Ferry Nur tentang sosok Muhammad Amin Al-Husaini, Mufti Besar Palestina.

Saya tambahkan beberapa foto dokumentasi beliau dalam perjuangan membela kemerdekaan Indonesia. Saya scan dari buku yang diberi kata sambutan oleh Moh. Hatta (Proklamator & Wapres pertama RI) , M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan), dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution..

Bersama Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia


Bersama H. Agus Salim (Ketua Delegasi RI) & Pangeran Faisal


Bersama Bung Hatta dan para pemimpin Arab

Lihat foto2 lainnya klik di sini


wassalamu'alaikum wr wb


*************************


Muhammad Amin Al-Huseini dan Kemerdekaan Indonesia


oleh: H. Ferry Nur S.Si.



Syekh Muhammad Amin Al-Husaini seorang ulama yang kharismatik,

mujahid, mufti Palestina yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap kaum muslimin serta negeri-negeri muslim, termasuk Indonesia, walaupun pada saat itu beliau sedang berjuang melawan imperialis Inggris dan Zionis yang ingin menguasai kota Al-Quds, Palestina.


Beliau memiliki nama lengkap Muhammad Amin bin Muhammad Thahir bin Musthafa Al-Husaini gelar Mufti Falestin Al-Akbar (Mufti Besar Palestina), lahir di Al-Quds pada tahun 1893. Diangkat menjadi mufti Palestina pada tahun 1922 menggantikan saudaranya Muhammad Kamil Al-Husaini. Sebagai ulama yang berilmu dan beramal, memiliki wawasan yang luas, kepedulian yang tinggi, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini mengetahui dan merasakan penderitaan kaum muslimin di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia akibat penjajahan yang dilakukan kaum kolonial.



Dukungan terhadap kaum muslimin dan negeri-negeri muslim untuk merdeka dari belenggu penjajahan senantiasa dilakukan oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, termasuk dukungan bagi kemerdekaan Indonesia. Ketika tidak ada suatu negara dan pemimpin dunia yang berani memberi dukungan secara tegas dan terbuka terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia, maka dengan keberaniannya, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini mufti Palestina menyampaikan selamat atas kemardekaan Indonesia.


M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, di dalam bukunya yang berjudul Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Penerbit Bulan Bintang Jakarta, 1980, hal. 40, menjelaskan tentang peranserta, opini dan dukungan nyata Syekh Muhammad Amin Al-Husaini secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:


“Sebagai contoh, pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ‘ucapan selamat’ mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini (melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami, bertepatan ‘pengakuan Jepang’ atas kemerdekaan Indonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebar-luaskan, bahkan harian “Al-Ahram” yang terkenal telitinya juga menyiarkan.”


Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai mufti Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi “Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia” dan memberi dukungan penuh. Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat dinegeri ini. Sehingga tidak mengherankan ada suara yang sumir, minor, bahkan sinis ketika ada anak negeri ini membantu perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka, membebaskan tanah airnya dan masjid Al-Aqsha dari belenggu penjajah Zionis Israel.


“Kenapa kita mikirin negeri Palestina? Negeri sendiri saja bayak masalah!”. Itulah ungkapan orang yang egois, orang yang berpikiran parsial, orang yang wawasannya hanya dibatasi teritorial yang sempit. Kalimat tersebut di atas merupakan gambaran orang yang tidak pandai bersyukur, orang yang tidak pandai berterima kasih, ibarat pepatah mengatakan, ”seperti kacang lupa dengan kulitnya”.


Di sinilah pentingnya mengenal dan mengetahui sejarah, sehingga tidak mudah dibodohi orang, ada kata-kata hikmah, “orang yang tahu sejarah akan punya ‘izzah”.


“Orang yang paling banyak bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling banyak berterima kasih kepada manusia”. (HR Thabrani).


“Tidak dianggap bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia”.(HR Abu Daud).



Seharusnya kita berfikir dan merenung, kenapa Indonesia, negeri yang subur dan memiliki sumberdaya alam yang melimpah, sumber daya manusia yang potensial tidak dapat memberikan kesejahteraan kepada rakyat? Mungkin salah satu sebabnya adalah karena kita tidak pandai bersyukur, tidak pandai berterima kasih.


Perhatikanlah peringatan Allah dalam Al-Qur’an: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih."(QS: Ibrahim/14:7).


Setelah berjuang tanpa kenal lelah, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini wafat pada tanggal 4 Juli 1974, di makamkan di pekuburan Syuhada’, Al-Maraj, Beirut, Libanon. Kaum muslimin dan tokoh pergerakan Islam menangisi kepergian ulama pejuang, pendukung kemerdekaan Indonesia, mufti pembela tanah waqaf Palestina, penjaga kemuliaan masjid Al-Aqsha. Semoga Allah mengampuni segala dosa dan kesalahannya, menerima amal jihadnya dalam membela tempat suci kaum muslimin, kota Al-Quds.




H. Ferry Nur S.Si, Sekjen KISPA

Email: ferryn2006@yahoo.co.id


sumber: eramuslim.com

http://www.eramuslim.com/berita/slr/8812054715-muhammad-amin-al-huseini-dan-kemerdekaan-indonesia.htm?rel

Prev: SAATNYA BERUBAH....
Next: SMS buaya


Catatan SUHU PSPB RONGGOLAWEZ21 :

  1. Semoga Para Saudara Kita yang berjuang memberikan bantuan kepada Saudara Kita di Palestina, benar-benar hanya karena Allah SWT yang tidak ada sangkut pautnya dengan segala kepentingan politik bentuk apapun dan bagaimanapun. Bilamana terlanjur masuk, segeralah dihentikan niat seperti itu.
  2. Semoga Para Saudara Kita yang sementara waktu ini hanyalah berjuang untuk (Perut Keluarga, Teman dan Kelompok Tertentu Saja) semoga lebih menyadari akan pentingnya hidup kebersamaan di tengah segala bentuk perbedaan.
  3. Selama ini Negara Kita sudah banyak dibantu oleh Pihak Luar Negeri, baik dari Kelompok Islam maupun Bukan,baik Bantuan Gratis maupun Bantuan Bersyarat (Kredit Lunak). Semoga di balik segala peristiwa tragis yang telah menimpa Para Saudara Kita di Negeri Sendiri Indonesia dan masih mampu memikirkan dan membantu penderitaan Bangsa Asing, akan dibalas yang lebih, di-Ridloi dan di-Berkahi oleh Allah SWT. Semoga sekaligus menjadi tolak balak yang sering menimpa Bangsa Indonesia terutama selama kurun waktu 13 tahun terakhir ini. ASH SHODAQOTU DAF'UL BALAA' (Shodaqoh itu dapat menolak balak) !!!
  4. Oleh karena itu, marilah kita Belajar saling mengayomi di antara sesama Bangsa Indonesia yang penduduknya serba beranekaragam kondisi situasinya. Selama terlalu banyak kepentingan baik kepentingan pribadi atau kelompok tertentu , niscaya Bangsa Indonesia akan selalu terpuruk. Negara Proklamasi Pancasila sudah lahir dengan dibumbui segala aneka peristiwa yang menyedihkan, janganlah ditambahi lagi. Bilamana mau merelakan anggap saja itu PENGORBANAN BESAR BANGSA INDONESIA. Yang merasa pernah berbuat dlolim segeralah bertaubat kepada Allah SWT dengan TAUBATAN NASUUHAA. Marilah kita bangun bersama Nasib Bangsa Indonesia menjadi Bangsa yang bermartabat tinggi, berIPTEK dan BerIMTAQ YANG TEPAT GUNA, agar segala bentuk penderitaan Bangsa Indonesia yang sudah pernah dialami dan SEGALA BENTUK PENGORBANAN YANG BEGITU LUAR BIASA TIDAK HILANG LENYAP MUSNAH BEGITU SAJA. Ketika Kerajaan Majapahit di masa silam berhasil mempersatukan Nusantara, itu saja sudah banyak menimbulkan korban. Apakah mau ditambahi lagi ? Selama 350 tahun di bawah cengkeraman Penjajah dan lahirlah Proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, itu merupakan PRESTASI TERBESAR BANGSA INDONESIA karena lahirnya Negara Indonesia buan akibat saling berperang terhadap sesama komponen bangsanya sendiri, tetapi sama-sama mersa senasib seperjuangan dan sependeritaan. Bilamana di antara kita ada YANG AKAN DISINTREGASI SUNGGUH MERUPAKAN KEMUNDURAN YANG LUAR BIASA. PERCUMA SAJA PERJUANGAN PARA LELUHUR KITA. Apakah akan ditambahi penderitaan kita?.
  5. Oleh karena itu pula, bagi yang merasa selama ini terbiasa suka menipu, suka memeras, suka menindas, koruptor, manipulator dan segala bentuk kemaksiatan dan keangkaramurkaan segeralah BERTAUBAT NASUUHAA. Banyak masalah Dalam Negeri yang harus ditangani. Tolong jangan menambahi beban yang ada. Bilamana selama akhir-akhir ini banyak Bencana Alam Terjadi, samasekali bukan karena GANTI PRESIDEN. Permasalahannya, di samping Bumi sudah semakin tua, Indonesia di kawasan Gugusan Gunung Merapi yang rentan terhadap segala bentuk Bencana Alam yang mungkin akan terjadi, dan selebihnya dan justeru sangat menentukan karena akibat sepak terjang di antara Kita Sendiri yang sudah meninggalkan Ajaran Agamanya baik yang Islam maupun Non Islam, terlebih-lebih mayoritas ber-Agama Islam. Berarti selebihnya, segala bentuk Bencana Alam yang terjadi di Negeri Kita karena merupakan Murka Allah SWT.
  6. Tanggal 17-08-1945 lahirlah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang biasa dikemas dalam satu kata saja,"MERDEKA". Di satu sisi memang MERDEKA, namun kenyataannya KITA BELUM MAMPU MENJADI TUAN RUMAH YANG RAMAH TERHADAP SESAMA BANGSANYA SENDIRI karena dikotori dan dikhianati oleh segala bentuk kemaksiatan dan keangkaramurkaan, misalnya : saling menipu, saling (gasak,gesek, gosok), saling peras, saling sikut, saling jegal, saling membunuh, demo-demo yang anarchisme, pendukung-pendukung suatu urusan yang suka anarchisme ketika kelompoknya kalah, koruptor, manipulator, segala bentuk KKN khususnya KKN YANG KELEWATAN, penebangan hutan liar secara illegal dan membibuta.
  7. Bilamana kita bisa saling percaya terhadap sesama komponen penduduk Indonesia, saling mengayomi, saling melindungi, mampu menjadi Tuan Rumah Yang Ramah Terhadap Bangsa Sendiri, maka niscaya segala persoalan Dalam Negeri Dalam Bentuk Yang Bagaimanapun dapat diselesaikan dengan baik, dan bahkan bisa mengulurkan bantuan kepada PIHAK ASING YANG BENAR-BENAR SEDANG MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN. KITA JANGAN HANYA MENJADI BANGSA YANG BISANYA HANYA MENENGADAHKAN TANGANNYA MEMINTA BELAS KASIHAN PIHAK ASING, YANG SEMENTARA ITU TAK MAU BERBUAT SEBALIKNYA.
  8. Aaaah !!!! Rupanya berkata itu memang benar-benar sangat mudah, namun benarkah tidak dapat DIWUJUDKAN ???????????
  9. WALLOOHU A'LAMU BISH SHOWAAB 3x.

No comments:

سرعة


Flag Counter